Welcome to Enfiar Laluna's Blog (Fitria Rindang Nur Insyiroh)

Sabtu, 23 Oktober 2010

AYAM YANG MALANG

Ayam, ayam, ayam, ayam. Siapa sih yang nggak kepengen makan ayam. Apalagi kalau udah ditongseng apa diopor atau di rica-rica enak juga. (membayangkan makanan dan tanpa sengaja ngiler). Hehehehe, ternyata ibu berpikiran sama denganku (kayake sih). Akhirnya tanpa SUPER SEMAR tanpa adanya PERPU tanpa adanya PERPRES dan tanpa adanya surat perintah resmi dari ibu, kami (Aku sama Bapak) diutus untuk membeli ayam....

Tadinya aku sempat mengelak jika harus berumpek-umpekan ria di pasar, mencari sang pedagang ayam, harus tawar-menawar dengan sang pedagang, dan rela menahan nafas akibat bau ayam yang udah mati. Tapi apa boleh buat, daripada aku disuruh keramasan saat itu juga, padahal aku lagi malas mandi. (hehehe, maaf malah jadi buka aib. maaf para pembaca yang tiba-tiba mencium bau yang nggak sedap)

Ternyata eh ternyata, Bapak nggak menghentikan motornya di pasar, padahal aku udah siap-siap turun dari motor honda supra x 123. Alhasil aku duduk dengan posisi nggak ngenakin, sumpah!!! Badan aku miring ke samping kiri. Mau mbenerin juga nggak enak, nanti malah keseimbangan bapak kurang trus jatoh deh. Huh, memang harusnya sekali-kali anak yang berkorban.

Bapak menghentikan motornya di sebuah bangunan kecil sekitar 5m x 3.5m. Tadinya kukira bengkel motor yang kekurangan pegawai trus aku disruruh bapak ngelamar pekerjaan di situ. (Oh God, help me please...). Nggak kusangka itu adalah tempat kami membeli ayam, karena jelas terpampang : Jual dan Terima Potong dan Bubut AYAM KAMPONG, BEBEK, BANYAK, dan banyak lagi. (Nb : menerima pesanan)

Eh, ini bener tempatnya?? Mana ayamnya? Kok nggak ada satupun ayam sih? Aneh. Tapi dalam sekejap saja, saat kuberpaling sebentar untuk melihat jalan raya dan kemudian kembali mengamati ke dalam, mas-mas yang tadi njaga tempat ini udah memegang ayam. Hah,,, ajaib!!!

Tiba-tiba ajha mas-mas yang lagi pegang ayam itu datang menghampiriku. Haddowwh, jangan bilang mo nembak aku pake ayam, nggak romantis amat sih mas (-_-" dasar Rindang aneh). Hohoho, leganya hatiku mengetahiu mas-masnya nggak jadi nembak aku, dia hanya mengambil tali rafia yang tercanthol di depanku. Ngeh,,, buat apa ya kira-kira??? Dengan sadisnya mas-mas penjaga tempat jagal ayam itu mengikat kaki ayam trus digantungin ke tembok. Apa ayamnya nggak pusing yak?? Kaki di kepala, kepala di kaki. Sepertinya udah pernah dengar bait lagu kayak gitu??

Mas-masnya kembali menuju ku. Kira-kira mo ngapain lagi, nih mas-mas genit bangetz seehhh >:3 (maaf Rindang lagi eror. ada yang punya obatnya nggak??) Mas-masnya trus pergi ke sudut ruangan lain dan menyiapkan peralatan-peralatan besar. Ada tabung yang besar yang penuh lubang-lubang dan bulu-bulu. Ah mendhing mainan hape bapak daripada digodain si mas-mas'e yang aneh (sebenere kamu itu Rindang yang aneh!!)

PETHOK...PETHOK...PETHOK...!!!!

Hah!!! Suara yang sangat amat mengiris hati. Sangat memelas sekali. TIDAKK!!! Apa yang udah dilakukan mas-mas itu pada ayam'e?? Koq dibunuh sih? Emang si ayam salah apa? (Aku masih nggak sadar kalau tempat itu tempat penjagalan ayam. maklum DDR alias daya dong rendah). Ayam yang sedari tadi hanya diam dan pasrah atas hal apa yang akan terjadi padanya, kini udah sekarat di tempat pembaringannya. Dia berpethok-pethok ria yang membuat hati ku jadi teringat akan kuasa Yang Maha Esa. Aku jadi teringat akan kematianku nanti. Ya ALLAH, ampunilah semua dosa hambamu ini, dosa kedua orang tua hamba, keluarga hamba, dan ampuni pula dosa ayam ini Ya ALLAH.

Darah mengucur dengan deras dari lehernya. Sang ayam yang sedari tadi bergerak-gerak memberontak untuk meyakinkan dirinya masih hidup, kini lambat laun mulai tak berkutik. Dan akhirnya....

INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN

(Sesaat kemudian di Masjid bayangan Rindang menyebarkan kabar duka tersebut ; "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un 3x. Telah meninggal dunia dengan tidak tenang ayam yang tidak diketahui namanya dan entah orangtuanya siapa siang ini di tempat penjagalan ayam. Rencananya siang ini juga ayam akan dikubur dalam perut Rindang dan keluarga Rindang. Kita do'akan semoga arwah sang ayam tenag di alam sana. Amin")

(Oppss ada yang ketinggalan ; "Semoga arwah ayam tidak mrimpeni Rindang. Amin ya Rabbal Alamin")

Ayam, hanya dua patah kata yang dapat aku katakan pada dirimu wahai ayam. "Terima kasih" Ya, terima kasih karena kamu udah mau berkorban dan udah mau untuk menjadi menu makan aku siang ini sama nanti malam. Aku hanya bisa mendo'akan kamu, hikhikhikhik :'(

2 komentar: